....Berantas Tuntas : korupsi, Kolusi, dan Nepotisme di muka bumi Indonesia..dan juga Bereskan Hukum di Negri ini dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya..jangan pernah buat bangsa ini menjadi bangsa yang terus "Ngaco!!!"....

Minggu, 16 Januari 2011

Mengenal Puisi

Apakah Puisi itu?
Istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis yang berarti penciptaan. Istilah ini lama-lama semakin sempit ruang lingkupnya menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata kiasan (Tarigan, 1984: 4).

Watts (dalam Tarigan, 1984: 7) berpendapat, bahwa puisi adalah ekspresi yang konkret dan bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama. Sementara itu, ada pula pendapat yang mengatakan puisi atau sajak adalah salah satu bentuk (perwujudan) penghayatan pengarang yang memiliki ciri-ciri khas jika dibandingkan dengan bentuk sastra lainnya. Secara lahiriah, puisi atau sajak tertulis biasanya terdiri atas beberapa larik, dan larik itu menunjukkan pertalian makna, serta membentuk sebuah bait atau lebih.

Ahdiyat (1987: 46) mengatakan puisi adalah cipta sastra yang terdiri atas beberapa baris dan satu sama lainnya memperlihatkan pertalian makna, serta membentuk sebuah bait atau lebih.
Dalam pandangan Blair dan Chandler (melalui Tarigan, 1984: 4), puisi diartikan sebagai ekspresi dari pengalaman yang bersifat imajinatif yang hanya bernilai dan berlaku dalam ucapan atau pernyataan yang bersifat kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa yang memanfaatkan setiap rencana dengan matang dan tepat guna.

Pendapat tersebut dapat mengerucut pada simpulan, bahwa puisi adalah salah satu bentuk cipta sastra atau karya tulis yang bersifat terkait. Hal apakah yang mengikat dalam menulis puisi? Penulisan puisi terikat oleh hal berikut.
1.       Banyaknya baris yang membentuk sebuah bait.
2.       Disusun atas dasar ekspresi dari pengalaman yang bersifat imajinatif.
3.       Penggunaan kata-kata yang benar-benar direncanakan secara matang dan tepat guna.
4.       Penggunaan irama, sajak, dan kadang-kadang kata kiasan.
5.       Penggunaan bahasa emosional dan berirama.

Dengan demikian, tampaklah bahwa puisi harus ditulis dengan memperhatikan berbagai ketentuan yang diatur secara ketat. Ini merupakan ekspresi dari pengalaman imajinatif pengarangnya. Oleh sebab itu, puisi disebut karangan rekaan maksudnya bukan kenyataan faktual, bukan kenyataan ruang dan waktu, melainkan hanya jagat imajinasi, dunia rekaan atau dunia yang diada-adakan atau dibuat-buat walaupun kadang-kadang nyata dan faktual.
Misalnya, penyair Chairil Anwar mengarang puisi berjudul “Diponegoro”. Perhatikan nukilan puisi tersebut.

Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar lawan banyaknya seratus kali

Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati

Puisi tersebut menggunakan kata-kata kiasan. Tuan hidup kembali/Berselempang semangat yang tak bisa mati. Kata-kata ini digunakan untuk menggantikan, bahwa pusat dan esensi puisi adalah emosi yang terpadu dengan pikiran yang menggambarkan imajinatif. Apakah dalam penulisan puisi selalu menggunakan kata-kata kiasan atau kata-kata abstrak? Tentu tidak selalu demikian. Coba kita perhatikan salah satu puisi karya Taufiq Ismail berikut.

Karangan Bunga
Karya: Taufiq Ismail


Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi


Berdasarkan uraian dan contoh tersebut dapatlah disimpulkan, bahwa puisi adalah cipta sastra yang terdiri atas beberapa larik dan larik-larik itu memperlihatkan pertalian makna, serta membentuk sebuah bait atau lebih biasa dikatakan sajak.
Puisi sebagai cipta sastra adalah perwujudan berbagai pengalaman penyair yang diungkapkan dengan tulus, apa adanya, sungguh-sungguh, dan sarat imajinasi (daya bayang) dengan bahasa yang khas pula. Ketulusan, kewaspadaan, kesungguhan, kekayaan imajinasi, dan bahasa yang khas pula mengakibatkan beragam pengalaman yang diungkapkan menjadi hidup serta memikat hati.
Dalam menulis puisi lebih mengutamakan beragam pikiran dan emosi yang digambarkan dengan penuh imajinasi, dunia rekaan atau jagat yang dibuat-buat walaupun kadang-kadang isi faktual. Artinya, sesuai dengan fakta yang ada. Hal ini akan lebih jelas, jika kita bandingkan antara ungkapan suatu fakta dan puisi serta sejarah atau tulisan ilmiah lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FileServe