....Berantas Tuntas : korupsi, Kolusi, dan Nepotisme di muka bumi Indonesia..dan juga Bereskan Hukum di Negri ini dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya..jangan pernah buat bangsa ini menjadi bangsa yang terus "Ngaco!!!"....

Selasa, 08 Maret 2011

Puisi Reflektif

Puisi yang bertipe replektif ialah puisi yang nadanya mengajak pembaca untuk merenungkan makna yang terkandung di dalamnya. Pada umumnya, puisi bertipe demikian berbau filosofis dan memahaminya tidak cukup hanya satu kali baca. Mengapa demikian? Karena gaya pengungkapannya tidak seperti puisi bertipe deskriptif. Tipe ini menuntut pemikiran yang terkonsentrasi. Maknanya sulit untuk dapat dipahami secara langsung. Contoh puisinya sebagai berikut:

Srigala
Kita telah banyak kehilangan
Waktu dan harta, kesenangan dan teman
Serta selama perjuangan ini. Apa yang
Kita capai :
Kemerdekaan buat bangsa, harga diri, dan
Hilangnya ketakutan kepada kesulitan
Kita telah tahu apa artinya menderita
Di tengan kelaparan dan putus asa
Kematian hanya tantangan terakhir
Yang sedia kita hadapi demi kemenangan ini
Percayalah

Buat kebahagiaan bersama
Tak ada korban yang cukup bahagia
Tapi dalam kebebasan ini masih tinggal
Keresahan yang tak kunjung berhenti:
Apa yang menanti di hari esok : kedamain
Atau pembunuhan lagi
Begitu banyak kita mengalami kegagalan
Dalam membangun hari depan : pendidikan
Tak selesai, cita-cita pribadi hancur
Dalam kekacauan bertempur
Cinta yang putus hanya oleh hilangnya
Pertalian

Tak ada yang bisa terus berlangsung
Tak ada kepastian yang bertahan
Kita telah hilang kepercayaan kepada
Keabadian
Semua hanya semebtara : cinta kita,
Kesetiaan kita
Kita hidup di tengah kesementaraan segala
Di luar rumah terus menunggu seekor serigala

(Srigala karya Subagio Sastrowardoyo)


1 komentar:

  1. sulit benar tuk memahami tu puisi... membuat rasa penasaran,,,:-)

    BalasHapus

FileServe