....Berantas Tuntas : korupsi, Kolusi, dan Nepotisme di muka bumi Indonesia..dan juga Bereskan Hukum di Negri ini dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya..jangan pernah buat bangsa ini menjadi bangsa yang terus "Ngaco!!!"....

Rabu, 05 Januari 2011

B. Kesesuaian dengan Kelompok Usia Siswa


Memilih bahan apresiasi puisi perlu mempertimbangkan kelompok usia siswa. Dalam kegiatan apresiasi, puisi di SMP, misalnya hendaknya tidak dipilih puisi untuk orang dewasa. Mengapa? Karena gagasan dan ungkapan puisi itu terlalu asing bagi mereka. Walaupun mungkin siswa mampu membacanya dengan irama yang baik, hampir dapat dipastikan bahwa mereka tidak memahami puisi tersebut. Oleh sebab itu, sebaiknya puisi untuk latihan apresiasi dipilih sesuai dengan usia siswa.
Puisi yang mengadung kemerduan bunyi, misalnya. Hal ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, mereka senang menyanyikan nyanyian yang berisikan permainan bunyi seperti berikut.
“Hom pila hom pim pah
Ala ihim gambreng!
Atau
Do, mi ka do,
Mi ka do, es ka
Es ka do, es ka do
Bea bea
Cic-cis
Wan! To!”

Begitu menyanyikan lagu-lagu tersebut, mereka bergembira tanpa peduli apa maksud bunyi-bunyi tersebut. Kesenangan dan kemerduan bunyi itu, kita salurkan saja ke dalam apresiasi puisi supaya mereka merasa tertarik untuk belajar. Puisi berikut memenuhi syarat kemerduan bunyi.

Memandang Laut
Karya : Edwar Lazuardi
Di tepi pantai, aku memandang laut
Airnya tenang, digoyang angin menjadi gelombang
Debar-deburnya mengantam karang
Cantik sekali, memandang laut itu

Di tepi pantai, aku memandang laut
Ada nelayan melempar jaring
Perahu mendayu-dayu
Ikan menggelapar-gelapar di atas jaring
Nelayan senyum membawa ikan
Cantik nian, memandang laut

Petang akan datang, aku segera pulang
Dengan segenggam kenang itu, aku termenung
Sungguh Tuhan Maha Agung
Jika membaca puisi tersebut dengan lautan yang manis, kita akan merasakan keindahan puisi ini. Irama membaca dan khayalan yang terbentuk dari puisi tersebut dapat membawa siswa ke dalam suasana alam yang pernah dilihat dan dirasakannya. Dengan perantara puisi itu, dapat pula kita membawa siswa ke arah kecintaan akan alam.
Tidak selamanya puisi untuk siswa harus merupakan nyanyian. Sedikit demi sedikit, siswa perlu diajak mengenal bentuk-bentuk puisi lain. Seperti puisi yang berikut ini:

Hari Ulang Tahun
Karya: Anandita F.P.

Bunda memasang pita
Ayah membawa hadiah
Kakek-nenek turut serta
Riang sama-sama dalam pesta

“Tiup lilinnya.”
“Potong kuenya.”

Ini hari ulang tahun
Hari penuh arti
Berbagi ceria bersama-sama
Jangan lupa berdoa : Tuhan Maha Segala

Ini hari ulang tahun
Hari ketika kita mengingat usia
Mengucap kebesaran Tuhan!

Taman Bacaan
Karya: Fajar M.N.
Inilah piknik yang paling unik
Di sini kutemukan banyak jalan
Jejak-jejak pahlawan
Tokoh-tokoh dunia bertemu tanpa jemu
Tidak peduli lawan atau kawan
Bahkan di taman bacaan, semuanya berjabat tangan

Kalau kita resapi contoh puisi tersebut, akan tampak perbedaan bentuk dan tema puisi. Puisi “Memandang Laut” bertema keindahan alam, sedangkan puisi “Hari Ulang Tahun” dan “Taman Bacaan” bertemu kehidupan sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FileServe