....Berantas Tuntas : korupsi, Kolusi, dan Nepotisme di muka bumi Indonesia..dan juga Bereskan Hukum di Negri ini dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya..jangan pernah buat bangsa ini menjadi bangsa yang terus "Ngaco!!!"....

Rabu, 05 Januari 2011

Kesesuaian dengan Lingkungan


Kegiatan apresiasi puisi akan lebih efektif jika diawali dengan penyajian puisi yang memiliki suasana lingkungan yang akrab dengan siswa. Dengan demikian, siswa akan merasakan bahwa puisi itu mereka kenal dan mudah membacanya. Setelah mereka terbiasa dengan puisi, mereka mulai kenal hal-hal lain. Siswa pun ingin mengetahui lingkungan di luar tempat tinggalnya. Jika sudah demikian tentu, siswa dapat mulai memahami lingkungan lain. Apresiasi puisi, selain membantu meningkatkan keterampilan berbahasa, pengetahuan budaya, mengembangkan daya cipta dan rasa, juga menunjang pembentukan watak. Jadi, siswa hendaknya memilih puisi yang dapat mewujudkan hal tersebut.
Sekarang baca dan pahami puisi tersebut.

Pagi di Desaku
Karya: Atsarina Silminawati

Saat ayam jantan berkokok
Aku terbangun
Dari jauh aku mendengar gemuruh
Suara air terjun
Dan gemercik air yang mengalir sawah

Di pepohonan embun menggantung
Bunga-bunga bermekaran
Di ufuk timur matahari mulai memancarkan sinar
Burung-burung berkicau merdu menyambut pagi

Kupu-Kupu
Karya: Sigit B.K.

Alangkah elok warnamu
Terbang kian kemari
Di antara bunga-bunga
Mencari madu

Kadang kulihat engkau berayun
Di tangkai dan daun-daun
Atau berkejaran bersama kawanmu
Kupu-kupu
Alangkah senang aku melihatmu
Dapatkah aku memiliki sayap indah
Seperti sayapmu

Matahari
Karya: Yun Amerifiani

Di ufuk timur cahayamu berderang
Burung-burung mulai berdendang
Kuncup bunga mengembang
Pak Tani pun berangkat ke ladang
O, matahari cemerlang
O, matahari gemilang
Di ufuk barat kau terbenam
Pertanda akan datang malam

Bagaimana kesan kita tentang ketiga puisi tersebut? Puisi mana yang cocok di apresiasi pada tahap permulaan di suatu daerah tertentu? Pertanyaan ini tentu harus dikaitkan dengan kriteria kesesuaian lingkungan.
Puisi “Pagi di Dadaku” dan “Matahari” tampaknya lebih cocok untuk di apresiasi teman lain yang tinggal di daerah pedesaan, bukan? Karena kata-kata yang dipilih, seperti sawah dan Pak Tani lebih akrab dengan anak-anak desa daripada anak-anak di kota. Lain halnya dengan puisi “kupu-kupu”. Puisi ini dapat dipahami atau di apresiasi di kota atau di desa, asalkan di tempat tersebut terdapat kup-kupu. Begitulah kriteria kesesuaian dengan lingkungan di dalam pemilihan bahan apresiasi puisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FileServe